Friday, 6 September 2019

EKONOMI MIKRO & EKONOMI MAKRO

1. Ekonomi Mikro
Berdasarkan pada corak dan ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro diartikan sebagai “Bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.

 Aspek / bagian yang dianalisis teori ekonomi mikro 

 a.       Interaksi di Pasar Barang Pasar 
Dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara fisik; pasar merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran. Melalui interaksi di antara penjual dan pembeli, pasar akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjual-belikan. Untuk menunjukan bagaiman suatu pasar berfungsi dan beroperasi, teori mikro hanya menjelaskan tentang interaksi diantara para penjuall dan pembeli di suatu pasar barang.

 b.      Tingkah Laku Pembeli dan Penjual
Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi. Asumsi pertama ; para pembeli dan penjual menjala;nkan kegiatan ekonomi mereka secara rasional, kedua ; para pembeli berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin dinikmatinya, sedangkan para penjual berusaha memaksimumkan keuntungan yang akan diperolehnya dari kendala kendala yang dimilikinya. Berdasarkan asumsi asumsi tersebut, teori ekonomi mikro menunjukan :
 ·         Bagaimana seorang pembeli menggunakan sejumlah pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang yang dibutuhkannya.
 ·         Bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yang akan dilakukannya

 c.       Interaksi di Pasar Faktor Produksi
        Macam macam factor produksi dan harganya sebagai berikut
·         Tenaga kerja yang diberikan upah atau gaji
·         Modal yang diberikan bunga atau deviden
·         Tanah yang diberikan sewa
·         Kewirausahaan yang diberikan laba

2. Ekonomi Makro

Teori ekonomi makro adalah sebuah teori yang menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bersifat global dab tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit unit kecil dalam perekonomian.

     Ada beberapa aspek yang dianalisis teori ekonomi makro, antara lain adalah sebagai berikut :

a.       Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara
      Dalam hal ini teori ekonomi makro menganalisis mengenai sampai sejauh mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa. Tingkat kegiatan perekonomian ini ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian, yang meliputi
·         Pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga.
·         Pengeluaran pemerintah.
·         Pengeluaran perusahaan atau investasi.
·         Ekspor dan Impor.
     Analisis dalam teori ini juga memperhatikan perubahan harga dan pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap pengeluaran agregat.

b.      Pengeluaran Agregat
   Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal. Idealnya , pengeluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh.

c.       Mengatasi Pengangguran dan Inflasi
    Perekonomian tidak dapat secara notomatis mengatasi masalah pengangguran dan inflasi. Tindakan pemerintahan diperlukan untuk mengatasi kedua masalah itu, yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan moneter dan fiscal.
·      Kebijakan moneter adalah langkah langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang beredar dalam perekonomian atau mengubah suku Bungan dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi.
·    Kebijakan fiscal adalah langkah langkah pemerintah mengubah struktur dan jumlah pajak serta pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian.

















Tuesday, 14 May 2019

DEFINISI PETANI DAN KLASIFIKASI PETANI


             Definisi Petani dan Klasifikasi Petani
Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Petani tanaman dapat merupakan petani pemilik atau petani penggarap sesuai dengan klasifikasi petani (Soetriono, 2007) :

1.     Petani pemilik
Petani pemilik ialah golongan petani yang memiliki tanah dan ia pulalah yang secara langsung mengusahakan dan menggarapnya. Semua factor -faktor produksi, baik berupa tanah, peralatan dan sarana produksi yang digunakan adalah milik petani sendiri. Dengan demikian,ia bebas menentukan kebijaksanaan usahataninya, tanpa perlu dipengaruhi atau ditentukan oleh orang lain. Golongan petani yang agak berbeda statusnya ialah yang mengusahakan tanahnya sendiri dan juga mengusahakan tanah orang lain (“part owner operator”). Keadaan semacam ini timbul karena persediaan tenaga kerja dalam keluarganya banyak. Untuk mengaktifkan seluruh persediaan tenaga kerja ini, ia mengusahakan tanah orang lain.

2.     Petani penyewa
Petani penyewa ialah golongan petani yang mengusahakan tanah orang lain dengan jalan menyewa karena tidak memiliki tanah sendiri. Besarnya sewa dapat berbentuk produksi fisik atau sejumlah uang yang sudah ditentukan sebelum
penggarapan dimulai. Lama kontrak sewa ini tergantung pada perjanjian antara pemilik tanah dan penyewa. Jangka waktu dapat terjadi satu musim, satu tahun, dua tahun atau jangka waktu yang lebih lama.Dalam sistem sewa, resiko usahatani hanya ditanggung oleh penyewa.Pemilik tanah menerima sewa tanahnya tanpa dipengaruhi oleh resiko usahatani yang mungkin terjadi.

3.     Petani Penggarap / Penyakap
Petani penggarap ialah golongan petani yang mengusahakan tanah orang lain dengan sistem bagi hasil. Dalam sistem bagi hasil, resiko usahatani ditanggung oleh pemilik tanah dan penggarap. Besarnya bagi hasil tidak sama untuk tiap daerah. Biasanya bagi hasil ini ditentukan oleh tradisi daerah-daerah masing-masing, kelas tanah, kesuburan tanah, banyaknya permintaan dan penawaran, dan peraturan negara yang berlaku. Menurut peraturan pemerintah, besarnya bagi hasil ialah 50 persen untuk pemilik dan 50 persen untuk penyakap setelah dikurangi dengan biaya produksi yang berbentuk sarana.
Dibeberapa daerah terdapat pula kewajiban tambahan bagi penggarap, misalnya kewajiban membantu pekerjaan dirumah pemilik tanah dan kewajiban-kewajiban lain berupa materi.Dalam usahataninya petani juga bertindak sebagai “manajer”.Keterampilan bercocok tanam atau menggembalakan ternak pada umumnya merupakan hasil kerja dari kemampuan fisiknya yang meliputi alat, tangan, mata dan kesehatan.Keterampilan sebagai “manajer” mencakup juga kegiatan-kegiatan otak yang didorong oleh kemauan Di dalamnya tercakup masalah pengambilan keputusan atau penetapan pilihan-pilihan dari alternatif-alternatif yang ada.
Soetriono(2007), mengemukakan bahwa status petanidibedakan atas petani pemilik, berarti golongan petani yang memiliki tanah dan dia pulalah yang secara langsung mengusahakan dan menggarapnya; petani penyewa, berarti golongan petani yang mengusahakan tanah orang lain dengan jalan menyewa karena tidak memiliki tanah sendiri dan kontrak sewa tergantung pada perjanjian antara pemilik tanah dengan penyewa; petani penyakap, berarti golongan petani yangmengusahakan tanah orang lain dengan sistem bagi hasil; petani pemilik penyakap,berarti golongan petani yang mengusahakan tanah orang lain; buruh tani, berartipetani yang digolongkan berdasarkan bagaimana cara mereka memperoleh tanahmilik orang lain untuk dikerjakan.
Menurut Soekartawi (2006), adanya kewajiban-kewajiban dan kemungkinankeuntungan yang diterima oleh masing-masing pihak dalam hal status kepemilikanlahan tersebut menyebabkan adanya perbedaan motivasi petani dalam mengerjakan lahannya. Dalam hal upaya meningkatkan produksi misalnya, antara petani pemilikpenggarap dengan penyewa dapat terjadi motivasi yang sama kuatnya karena semuakeuntungan akan mereka nikmati. Sedangkan bagi petani penyakap, mungkin sajamerasa tidak seluruh produksi akan dinikmati sendiri, karena harus berbagi dengan pemilik lahan.





SUMBER : Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta. Rajawali Pres.
                   Soetriono., Anik S, dan Rijanto. 2007. Pengantar Ilmu Pertanian. Banyumedia.

Thursday, 2 May 2019

BIAYA & PENDAPATAN DALAM USAHATANI


Biaya Produksi
Biaya Produksi usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani. Menurut Soekartawi (1995) Biaya produksi usahatani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a.       Biaya Tetap (fixed cost) umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relative tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak bergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh.
b.      Biaya tidak tetap (variable cost) biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar-kecilnya produksi yang diinginkan.

Pendapatan dalam Usahatani 
Pendapatan usahatani adalah besarnya manfaat yang diterima oleh petani yang dihitung berdasarkan dari nilai produksi dikurangi dengan semua jenis pengeluaran yang digunakan untuk produksi. Untuk itu pendapatan usahatani dipengaruhi oleh besarnya biaya produksi dikurangi dengan semua jenis pengeluaran yang digunakan untuk produksi, biaya pemeliharaan, biaya pasca panen, pengolahan dan distribusi serta nilai produksi.
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya, jadi :
Pd = TR – TC
Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut :



Yaitu :
TR       = Total Penerimaan
Y         = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani i
Py        = Harga Y



Sumber  :
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.